Kamis, 26 Oktober 2017
Posted by ymik on Oktober 26, 2017 with No comments
Posted by ymik on Oktober 26, 2017 with No comments
Posted by ymik on Oktober 26, 2017 with No comments
Posted by ymik on Oktober 26, 2017 with No comments
Jakarta], 23 Oktober 2017
Dalam rangka peningkatan dan pengenalan ujian berbasis komputer, Forum Kepala Sekolah (FKS) SMK Jakarta Barat menyelenggarkan simulasi try out/ubk.
Kegiatan berjalan cukup baik, walaupun banyak kendala dan koreksi yang harus diperbaiki kedepan, seperti yang dialami oleh siswa dari lambatnya akses login,soal para audio diperdengarkan (listening) yang tidak ada suara, soal yang kurang lengkap, dan gambar yang tidak ada. hal itu wajar dikarenakan kemungkinan siswa diajarkan bagaimana menghadapi situasi/gambaran ujian nasional kedepan , yang diucap oleh Ketua Panitia sekolah, Arief Fadillah, S.Kom
"Saya berharap siswa bisa menyelesaikan soal-soal yang seperlunya ada dan harus dijawab dengan baik" tambah Sulastri, Waka Kurikulum.
Adapun untuk jadwal pelaksanaan simulasi try out/ubk di SMK YMIK Jakarta yaitu pada tanggal 23 – 24 Oktober 2017. Mata pelajaran yang dijadikan untuk simulasi UNBK adalah Matematika dan Bahasa Inggris
Posted by ymik on Oktober 26, 2017 with No comments
Jakarta - Lomba Kompetensi Siswa adalah Kompetensi tahunan antarsiswa pada jenjang SMK sesuai bidang keahlian yang diajarkan pada SMK peserta. LKS ini setara dengan OSN (Olompiade Sains Nasional) yang diadakan di SMP/SMA. Pemenang LKS tingkat Nasional akan mewakili Indonesia keASEAN Skills (Kompetisi Keahlian tingkat ASEAN) dan World Skills International Competition (Kompetisi Keahlian tingkat Dunia). Siswa yang mengikuti LKS adalah siswa yang telah lolos seleksi tingkat Kabupaten dan Provinsi dan karenanya adalah siswa-siswa terbaik dari provinsinya masing-masing.
Menurutnya, terpilihnya SMK YMIK Jakarta Barat jadi tuan rumah LKS Tingkat Kota Adminisrasi Jakarta Barat II, merupakan suatu kebanggan yang tidak ternilai."“Kami tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi penyelenggara dan mensukseskannya". Apalagi bisa menjadi kebanggaan Kota Jakarta Barat, karena itu kami berusaha agar tidak membuat kecewa semua pihak” tegas Fajar Rinawati, selaku kepala sekolah.
Lomba Kompetensi Siswa diadakan setiap tahunnya. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian seleksi untuk mendapatkan siswa-siswi terbaik dari seluruh Indonesia yang akan dibimbing lebih lanjut oleh tim bidang kompetisi masing-masing dan akan diikutsertakan pada kompetisi keahlian tingkat internasional.
Selasa, 24 Oktober 2017
Posted by ymik on Oktober 24, 2017 with No comments
Senin, 23 Oktober 2017
Posted by ymik on Oktober 23, 2017 with No comments
Jakarta, Kemendikbud---Lagu Indonesia Raya tiga stanza akan segera dirilis pada 28 Oktober 2017, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Lagu yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman ini, mengandung nilai-nilai kebangsaan dalam setiap stanzanya guna menguatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air dalam diri masyarakat Indonesia. Hal tersebut disampaikan Direktur Kesenian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Restu Gunawan dalam acara Sosialisasi Tutorial Indonesia Raya Tiga Stanza di Kota Tua, Jakarta, Jumat malam (20/10/2017).
“Stanza satu terkandung ajakan untuk mencintai Negara, stanza kedua yaitu pemahaman geografis Indonesia yang terdiri dari pulau, laut, dan sebagainya, dan stanza ketiga bagaimana kita merawat bersama dan hidup bahagia bersama. Hal tersebut dalam penguatan rasa Nasionalisme akan terasa lebih lengkap,” Ujar Restu.
Sebuah pemikiran yang luar biasa dari W.R. Supratman, betapa ia mempunyai pandangan yang jauh kedepan tentang Indonesia. Bagaimana lagu Indonesia Raya menjadi mantra yang mempengaruhi banyak orang untuk menjadi satu, yaitu Indonesia. “Mari kita berpikir jauh kedepan, memikirkan sebuah masa depan untuk Indonesia yang cerah,” Tambah Restu.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat Seni Media Kemendikbud Edi Irawan, mengatakan lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah perasaan nasional bangsa Indonesia, salah satu pusaka yang harus di jaga bersama-sama. "Ini sama dengan lambang Negara kita Pancasila, sama dengan Undang-Undang Dasar (UUD) dan sama dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sangat sayang jika kita tidak merawatnya dengan baik, kita semua harus menjaga pusaka ini", kata Edi.
Rekaman ulang “Indonesia Raya” tiga stanza dilakukan di Studio Musik Lokananta, di Solo Provinsi Jawa Tengah pada bulan Mei 2017 yang lalu. Karena studio itu menyimpan sejarah Indonesia anatara lain rekaman tiga stanza "Indonesia Raya" versi Josef Kleber serta sub master rekaman teks Proklamasi 17 Agustus. Studio Musik Lokananta, yang didirikan sejak 1956 juga merupakan perusahaan rekaman musik pertama di Indonesia.
Kepala Studio Lokananta, Miftah Zubir menjelaskan, ide awal merekam ulang lagu Indonesia Raya tiga stanza datang dari Kemendikbud, yang bertujuan untuk mengingatkan orang-orang tentang sejarah lagu kebangsaan Indonesia, selain itu agar cara membawakan dan mendengarkannya seragam, sesuai amanat Undang-Undang (UU).
“Hal ini untuk membangkitkan memori kolektif masyarakat yang sudah lupa bahwa W.R. Supatman menciptakan “Indonesia Raya” memang sudah tiga stanza,” Ucap Miftah.
Acara ini juga dihadiri oleh Trio Lestari yang beranggotakan para musisi terkenal yaitu; Glenn Fredly, Tompi dan Sandhy Sondoro.
“Ini bukan hanya sekedar sosialisasi, ini berbicara tentang saya, anda dan semua rakyat Indonesia bahwa berangkat dari sebuah lagu, kita punya pemikiran untuk menjaga Indonesia dan mencintai Indonesia. Tanpa Indonesia Raya tiga stanza kita tidak Indonesia", kata seniman musik Indonesia Glenn Fredly. (Anandes Langguana/Aulia Iqlima Putri)
Sumber :https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/10/lagu-indonesia-raya-tiga-stanza-kuatkan-nasionalisme-dan-cinta-tanah-air
“Stanza satu terkandung ajakan untuk mencintai Negara, stanza kedua yaitu pemahaman geografis Indonesia yang terdiri dari pulau, laut, dan sebagainya, dan stanza ketiga bagaimana kita merawat bersama dan hidup bahagia bersama. Hal tersebut dalam penguatan rasa Nasionalisme akan terasa lebih lengkap,” Ujar Restu.
Sebuah pemikiran yang luar biasa dari W.R. Supratman, betapa ia mempunyai pandangan yang jauh kedepan tentang Indonesia. Bagaimana lagu Indonesia Raya menjadi mantra yang mempengaruhi banyak orang untuk menjadi satu, yaitu Indonesia. “Mari kita berpikir jauh kedepan, memikirkan sebuah masa depan untuk Indonesia yang cerah,” Tambah Restu.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat Seni Media Kemendikbud Edi Irawan, mengatakan lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah perasaan nasional bangsa Indonesia, salah satu pusaka yang harus di jaga bersama-sama. "Ini sama dengan lambang Negara kita Pancasila, sama dengan Undang-Undang Dasar (UUD) dan sama dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sangat sayang jika kita tidak merawatnya dengan baik, kita semua harus menjaga pusaka ini", kata Edi.
Rekaman ulang “Indonesia Raya” tiga stanza dilakukan di Studio Musik Lokananta, di Solo Provinsi Jawa Tengah pada bulan Mei 2017 yang lalu. Karena studio itu menyimpan sejarah Indonesia anatara lain rekaman tiga stanza "Indonesia Raya" versi Josef Kleber serta sub master rekaman teks Proklamasi 17 Agustus. Studio Musik Lokananta, yang didirikan sejak 1956 juga merupakan perusahaan rekaman musik pertama di Indonesia.
Kepala Studio Lokananta, Miftah Zubir menjelaskan, ide awal merekam ulang lagu Indonesia Raya tiga stanza datang dari Kemendikbud, yang bertujuan untuk mengingatkan orang-orang tentang sejarah lagu kebangsaan Indonesia, selain itu agar cara membawakan dan mendengarkannya seragam, sesuai amanat Undang-Undang (UU).
“Hal ini untuk membangkitkan memori kolektif masyarakat yang sudah lupa bahwa W.R. Supatman menciptakan “Indonesia Raya” memang sudah tiga stanza,” Ucap Miftah.
Acara ini juga dihadiri oleh Trio Lestari yang beranggotakan para musisi terkenal yaitu; Glenn Fredly, Tompi dan Sandhy Sondoro.
“Ini bukan hanya sekedar sosialisasi, ini berbicara tentang saya, anda dan semua rakyat Indonesia bahwa berangkat dari sebuah lagu, kita punya pemikiran untuk menjaga Indonesia dan mencintai Indonesia. Tanpa Indonesia Raya tiga stanza kita tidak Indonesia", kata seniman musik Indonesia Glenn Fredly. (Anandes Langguana/Aulia Iqlima Putri)
Sumber :https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/10/lagu-indonesia-raya-tiga-stanza-kuatkan-nasionalisme-dan-cinta-tanah-air
Posted by ymik on Oktober 23, 2017 with No comments
BERITA
Momentum Penguatan Paham Kebangsaan Yang Bersintesis Dengan Paham Keagamaan
2017-10-23 02:00:51
Jakarta (InmasJP) -- Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. Murdimin menjadi inspektur upacara memperingati Hari Santri di halaman Kankemenag Kota Jakarta Pusat pada Senin (23/10). Para santri Pondok Pesantren Al Qalam Menteng turut mengikuti upacara, selain para ASN dan pejabat di lingkungan Kankemenag Kota Jakarta Pusat.
Dalam pembacaan sambutan dari plt. Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, H. Murdimin menegaskan Hari Santri sebagai momentum penguatan Paham Kebangsaan yang bersintesis dengan Paham Keagamaan. “Spirit bahwa Nasionalisme bagian dari iman perlu terus digelorakan ditengah arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan Islam dan Nasionalisme”.
Selepas reformasi, ulama dan santri secara moderat mengawal perubahan konstitusi agar tidak melenceng dari khittah 1945, yakni NKRI adalah Negara Bangsa dan bukan Negara Agama, bukan pula Negara Suku serta negara yang mengakui bahwa seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras dan antar-golongan.
“Kiprah ulama dan santri dengan sikap yang moderat (tawassuth), toleran (tasamuh), proporsional (tawazun), lurus (i’tidal), dan wajar (iqtishod) sehingga NKRI bisa eksis hingga saat ini,” pungkasnya. Negeri-negeri muslim di Timur Tengah dan Afrika saat ini sedang dalam konflik akibat ekstrimisme dan ketiadaan nasionalisme.
Hari Santri tidak terlepas dari Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya, “berperang menolak dan melawan penjajah itu fardhu ‘ain,” fatwanya. Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri akhirnya dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pada 22 Oktober 2015 bertepatan dengan 9 Muharram 1437 Hijriyah. /j15/fh.
Sabtu, 21 Oktober 2017
Posted by ymik on Oktober 21, 2017 with No comments
Kamis, 05 Oktober 2017
Posted by ymik on Oktober 05, 2017 with No comments
Jakarta, Kemendikbud --- Sebanyak 150 budaya takbenda dari berbagai daerah telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2017. Penetapan tersebut ditandai dengan pemberian Sertifikat Warisan Budaya Takbenda oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy kepada sembilan gubernur dan 25 kepala dinas dari 34 provinsi di Indonesia. Pemberian sertifikat berlangsung di Gedung Kesenian, Jakarta, pada Selasa malam (4/10/2017).
Kegiatan penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia telah berlangsung sejak tahun 2013. Dengan ditetapkannya 150 Warisan Budaya Takbenda pada tahun ini, total sebanyak 594 Warisan Budaya Takbenda Indonesia telah ditetapkan. Warisan Budaya Takbenda yang ditetapkan pada tahun ini antara lain Wayang Garing dari Banten, Musik Gambang Dano Lamo dari Jambi, Tenun Serat Gamplong dari Yogyakarta, Gawai Dayak dari Kalimantan Barat, Minyak Kayu Putih dari Maluku, dan Mansorandak dari Papua Barat.
Pada tahun 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan kepada Provinsi D.I. Yogyakarta sebagai provinsi yang paling banyak mendapatkan Sertifikat Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Mendikbud Muhadjir Effendy memberikan langsung penghargaan tersebut kepada Gubernur DI Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X, pada malam pemberian Sertifikat Warisan Budaya Takbenda di Gedung Kesenian, Jakarta, (4/10/2017).
Pemberian penghargaan kepada Provinsi DI Yogyakarta itu dilakukan agar pemerintah provinsi lain, sebagai pemilik kebudayaan daerah, terpacu untuk mengusulkan kekayaan budayanya untuk ditetapkan, dan melakukan pelestariannya.
Kegiatan Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia dilakukan sebagai upaya untuk pelindungan warisan budaya takbenda yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, melalui inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan dan publikasi objek pemajuan kebudayaan yang melibatkan pemerintah daerah, komunitas dan akademisi.
Pada tahun 2017 ini ditetapkan sebanyak 150 Warisan Budaya Takbenda dari 416 usulan yang masuk melalui Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Sidang tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 21-24 Agustus 2017 di Jakarta.
Pemberian status Budaya Takbenda menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia diberikan oleh Mendikbud berdasarkan rekomendasi Tim Ahli yang meliputi lima domain sesuai dengan Konvensi 2003 UNESCO tentang Safeguarding of Intangible Cultural Heritage. Konvensi tersebut sudah diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 2007 melalui Peraturan Presiden Nomor 78 tahun 2007 tentang Pengesahan Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage.
Dalam Perpres tersebut, disebutkan ada lima kategori Warisan Budaya Takbenda, yaitu Tradisi dan Ekspresi Lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya takbenda; Seni Pertunjukan; Adat Istiadat, Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-perayaan; Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta; dan Kemahiran Kerajinan Tradisional.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan memiliki tugas pokok untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia melalui langkah strategis berupa upaya Pemajuan Kebudayaan dalam bentuk Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, melakukan apresiasi negara terhadap objek dan sumber daya manusia kebudayaan melalui salah satunya melalui Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/10/150-budaya-takbenda-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda-indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)